Saat jalan-jalan mengelilingi dunia maya via google, tiba-tiba gua nemu tulisan tentang Ottoman oleh seorang bloger yakni Blognya Cahyo Setiadi.
Tulisannya lumayan menarik menceritakan tentang Sejarah Ottoman Empire
atau kekaisaran Utsmaniyah seperti peceritaan novel. Selama ini sumber
refrensi paling banyak adalah yang berbahasa inggris dan jarang sekali
yang menceritakan melalui bahasa indonesia. Melalui blognya, ane izin
copast cerita tentang Ottoman Empire yang terbagi 5 bagian, namun cerita
itu belum selesai. Tapi setidaknya sudah memberikan informasi yang
bagus untuk para penikmat kisa-kisah Ottoman macem gue gini
![:D](http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif?m=1129645325g)
baiklah tanpa panjang lebat, Cekidot gan
…………………….
Osmanli Imparatoroglu, demikian orang
Turki menyebutnya. Ottoman Empire, demikian dalam bahasa Inggris. Dalam
bahasa Indonesia artinya adalah Kekaisaran Ottoman. Umat muslim
mengenalnya sebagai Kekhalifahan Utsmani.
Empire, Imparatoroglu, atau Kekaisaran
adalah sebuah istilah yang menunjukkan kerajaan dengan kekuasaan yang
sangat luas. Kita mengenal Kekaisaran Romawi (Roman Empire), Kekaisaran
Jerman (Holy Roman Empire), atau Kekaisaran Cina (berbagai dinasti).
Osmanli atau Utsmani merupakan kata yang menunjukkan nasab/silsilah dari
penguasa kerajaan tersebut, yaitu anak cucu Utsman (Osman dalam bahasa
Turki). Penggunaan nasab/silsilah sebagai nama bagi kerajaan memang
lazim digunakan pada saat itu, misal Kekhalifahan Abbasiyah (keturunan
Abbas R.A) atau Fatimiyah (Keturunan Fatimah.
Ertughrul: Keputusan Yang Penting
Utsmani/Ottoman sesungguhnya adalah
sebuah bentuk kerajaan/kesultanan. Sejarahnya hampir sama dengan sejarah
awal berdirinya Kerajaan Metaram Islam. Kisah itu dimulai dari
Ertughrul, leluhur para sultan Ottoman. Ertughrul adalah termasuk bangsa
turki yang bermigrasi dari Asia Tengah ke daerah Anatolia. Di wilayah
ini pada saat itu terdapat dua kekuasaan politik yaitu Bani Seljuq dan
Byzantium. Ertughrul bersama pasukan dan pengikutnya bergabung dan
mengabdi kepada Sultan Bani Seljuq. Ia kemudian diberi daerah Ekisyehir
di daerah antara Seljuq dan Byzantium, antara Anatolia dan Nice.
Kisahnya adalah sebagai berikut, saat
sedang memimpin kelompoknya melintasi Anatolia, Ertughrul melihat
terdapat kepulan asap di kejauhan. Ia mendekati kepulan asap tersebut
dan melihat Pasukan Seljuq sedang menghadapi bangsa Mongol. Ertughrul
saat itu mengambil keptusan bersejarah untuk ikut campur dalam
pertempuran tersebut dan membela Seljuq. Akhirnya Seljuq menang dan ia
mendapatkan hadiah sebagaimana yang telah disebutkan. Kita lihat, sebuah
keputusan mempengaruhi sejarah manusia
Osman: Leleluhur Para Ottomans
Seperti lazimnya sistem pengisian jabatan
di zaman dahulu, yaitu dengan penunjukkan dan setelahnya diwarisi turun
temurun, kepemimpinan Ertughrul diwarisi oleh anaknya Osman. Osman
bergelar Osman Gazi atau panglima Osman karena pada kenyataannya Osman
memang setingkat panglima dalam hirarki di Bani Seljuq. Saat kekuasaan
Bani Seljuq melemah, para panglima yang dulunya diberi daerah kekuasaan
oleh Sultan Seljuq mendirikan kesultanan sendiri, yang disebut
Kesultanan Ghazi. Ini mirip dengan pendirian Kesultanan Pajang dan
Metaram saat Kesultanan Demak Bintoro melemah.
Sebenarnya Osman telah diberikan
kekuasaan otonom oleh Sultan Seljuq di wilayahnya. Ia diberikan kuda,
dan panji, dan drum sebagai lambang kekuasaan. Kutbah Jumat di
wilayahnya juga mendoakannya bahkan ia bisa mencetak uang atas namanya.
Sehingga saat Seljuq meredup wajar jika kekuasaan Ottoman muncul ke
permukaan.
Inilah awal bedirinya kekuasaan Ottoman
di wilayah Anatolia. Oleh karena itu yang tercatat sebagai sultan
pertama Ottoman adalah Sultan Osman Ghazi. Demikian pula kesultanan
tersebut menabalkan namanya berdasar nama Osman, Osmanli/Utsmani.
Osman adalah seorang yang kuat, sehingga
ia digelari Kara (literal: hitam, maksudnya adalah kuat), Kuatnya Osman
sangat dikenal, hingga dahulu muncul ungkapan orang tua kepada anaknya,
“Semoga Engkau sekuat Osman!”.
Pada Osman, ibukota kekuasaan yang
awalnya di daerah Sogut dipindahkan ke Busra dan kekuasaan Ottomanpun
terus membesar. Ottoman berhasil menaklukkan Gemlik dan meletakkan dasar
yang kuat bagi berlangsungnya sebuah kesultanan Ottoman.
Satu yang sering tidak disebut di buku
sejarah, bahwa Osman adalah orang yang cukup religius. Ia selalu
mendengarkan nasehat seorang Syaikh, yaitu Syaikh Edebali. Ia sering
datang ke rumah beliau dan mendengarkan nasihat beliau atau berkumpul
bersama grup darwis (sufi) di rumah beliau.
Suatu hari saat sedang menginap di tempat
Edebali, Osman bermimpi, ia melihat bulan turun ke dada Edebal.
Cahayanya berkembang hingga ke dada Osman. Dari sana tumbuh pohon yang
besar, hijau, dan banyak cabangnya. Bayangan pohon tersebut menutupi
seluruh dunia. Esoknya Osman segera menanyakan tafsiran mimpinya kepada
Edebali. Lalu Syaikh menyatakan bahwa Alloh telah memberikan kekuasaan
kepada Osman dan anak-anaknya. Dunia akan berada di bawah perlindungan
anak cucunya. Selain itu, mimpi mengisyarakan Syaikh agar menikahkan
putrinya kepada Osman. Ternyata tafsiran Syaikh atas mimpi ini menjadi
kenyataan. Keturunan Osman memang memerintah wilayah yang sangat luas,
dari Jazirah Arab ke Wina, dari Aljazair ke Iraq. Membentang di tiga
benua.
Orhan Sang Penakluk
Setelah Osman wafat, beliau digantikan
oleh Orhan. Seperti ayahnya, Orhan bergelar Sultan Orhan Ghazi. Beliau
memiliki beberapa isteri dan beberapa di antaranya adalah ningrat
Byzantum. Misalnya Teodora, putri dari Kaisar Byzantium John VI
Kantakouzenos. Atau isteri keduanya, Holofira, yang merupakan puteri
Pengeran Byzantium di Yarhisar. the daughter of the Byzantine Prince of
Yarhisar. Legendanya, Holofira ini meninggalkan upacara pernikahannya
dengan Pangeran Bilecik dan beralih ke Orahan. Saya membayangkan ini
seperti kisah-kisah cinta masa kini. Mungkin Orhan itu orangnya tampan
sehingga Holofira kepincut sampai-sampai meninggalkan upacara
pernikahannya. Setelah menikah dengan Orhan, Holofira menjadi muslimah
dan berganti nama menjadi Nilufer Hatun. Nilufer inilah yang melahirkan
Murad, penggati Orhan nantinya.
Awalnya Orhan bermusuhan dengan Kaisar
Byzantium, Andronicus III dan berhasil menaklukkan sebagian besar
kekuasaan Byzantium di Asia Kecil, seperi Nice dan Izmit. Tapi kemudian
beliau menjalin aliansi dengan John VI Kantakouzenos.
Ceritanya, Raja John VI ini awalnya tidak
memiliki ambisi menjadi Kaisar, tetapi ia orang yang berpengaruh di
kalangan pemerintahan. Ia hanya menjadi kepala pemerintahan
administratif sampai calon kaisar yang masih muda naik tahta. Tetapi
beberapa kalangan dekat Ratu, ibu dari calon kaisar yang masih kecil,
curiga pada motivasi dari John VI, juga sang Rati sendiri. Sehingga saat
John VI berkunjung ke Morea, pasukannya di ibu kota dihancurkan dan ia
dinyatakan sebagai kriminal. Kaisar yang kecilpun segera dinobatkan.
Hal ini membawa perang sipil karena para
pendukung John tidak mau menuruti keputusan sepihak tersebut. John IV
mencari bantuan dari negara-negara tetangganya. Ternyata Ottomanlah yang
menyanggupi membantunya. Mungkin pernikahan putrinya, Teodora adalah
dalam rangka mengukuhkan ikatan aliansi tersebut.
Ternyata Ottoman pertama kali
menginjakkan kaki di Eropa dalam rangka membantu sekutunya Kaisar John
VI Kantakouzenos ini. Ottoman kemudian mendapatkan daerah di Galipoli.
Selain membantu John VI Kantakouzenos memenangkan perang sipil, Ottoman
juga membantunya melawan Stephen Uros IV Dusan dari Serbia yang
memanfaatkan situasi genting di Byznaitum untuk menduduki
wilayah-wilayahnya.
Murad Sang Kaisar (Hudavendigar)
Baru saat sultan ketiga naik tahta, Murad
I, beliau mulai mengunakan gelar Hudavendigar atau Kaisat. Saya kira
ini menunjukkan keinginan Murad untuk lepas dari baying-bayang Seljuq,
seperti kita tahu, gelar Ghazi (panglima) yang diperoleh kakeknya adalah
berasal dari pengabdiannya kepada Bani Seljuq.
Selain itu, Murad memang sudah pantas
untuk menyematkan gelar itu pada dirinya, saat itu, kekuasaan Ottoman
telah berkembang hingga ke seberang benua, yaitu Eropa. Dengan wilayah
yang luas tersebut, berarti Kerajaan Ottoman telah menaklukkan berbagai
kota, seperti Nice, Edirne, dll. Para raja/pembesar kerajaan tersebutpun
telah takluk kepada Ottoman. Sehingga tidak salah Murad menaikkan
gelarnya dari Ghazi (panglima) menjadi Hudavendigar (kaisar). Karena
pertama menggunakan gelar ini, Murad lebih dikenal sebagai Sultan Murad
Hudavendigar Han. Gelar sultan Ottoman sejak Murad ini menjadi Sultan
____ Han.
Sultan Murad Hudavendigar Han (1360-1389)
Murad memang dikenal sebagai orang yang
meletakkan dasar-dasar pemerintahan Ottoman. Beliau memindahkan ibu kota
ke Erdine (Adrianopel), membangun diwan/administrasi baru dan membangun
Jenissari (tentara baru). Beliau juga membnetuk sistem pemeirintahan
provinsi dengan membentuk provinsi Anadolu (Anatolia) dan Rumeli
(Eropa). Selain pertama menggunakan gelar Hudavendigar, Murad juga
Sultan Ottoman pertama yang menetapkan gelar Sultan bagi para raja
Ottoman.
Murad I berhasil memperluas daerah
kekuasaan Ottoman ke wilayah Macedonia dan Serbia. Namun beliau wafat
saat pasukan penyusup Serbia berhasil menyelinap ke tenda beliau dan
membunuhnya.
Beyazid Sang Petir
Hudavendigar digantikan oleh puteranya
Beyazid. Beyazid melanjutkan penaklukkan kearah Eropa. Namun penaklukkan
tersebut kemudian berhenti karena terjadi serangan dari arah belakang,
dari arah Asia. Serangan tersebut dilancarkan oleh Kekuasaan Mongol yang
besar dan kuat, Tamerlane. Beyazid secepat kilat berbalik arah dan
meluncur dari Eropa ke Anatolia untuk menahan serangan Tamerlane. Namun
kemudian beliau ditawan dalam Pertempuran Ankara.
![yildirim](http://cahyosetiadi.files.wordpress.com/2010/08/yildirim.gif?w=150&h=188)
Sultan Yildirim Beyazid Han (1389-1402)
Memang kemudian Tamerlane tidak
melanjutkan serangannya sehingga Kesultanan Ottoman tidak runtuh. Namun
tertangkapnya Beyazid menimbulkan perebutkan kekuasaan antara anak-anak
Beyazid sehingga kekuasaan Ottoman menjadi kacau. Ottomanpun kehilangan
beberapa daerah kekuasaannya di Eropa dan Anatolia karena deerah
tersebut memanfaatkan keadaan Ottoman yang sedang kacau untuk melepaskan
diri (separatis). Masa perpecahan ini disebut masa Interegnum.
Walapun demikian, Beyazid tetap dikenang
sebagai sultan yang sigap dan awas. Kecepatan pasukannya bergerak dari
Eropa ke Anatolia untuk mengantisipasi serangan Tamerlane menjadikan
beliau digelari Yildirim (Sang Kilat). Sehingga beliau bergelar Sultan
Yildirim Beyazid Han. Selain itu, awasnya beliau sehingga mampu
mengantisipasi serangan dari arah belakang menjadikan beberapa lukisan
wajah beliau menggambarkan beliau sedang melirik atau menoleh ke
belakang.
Berbagai kisah beredar mengenai keadaan
Beyazid dalam tawanan Timur. Ada yang menyatakan ia diperlakukan seperti
budak, ada yang menyatakan ia dimasukkan dalam piala untuk
dipertontonkan kepada orang lain. Dalam catatan di istanan Timur
dikatakan bahwa Timur memperlakukan Beyazid dengan baik dan bahkan
menangisi kematiannya. Setahun atau ada yang mengatakan tujuh bulan 12
hari dalam tawanan akhirnya Beyazid wafat.
Lalu bagaimanakah nasib Ottoman
selanjutnya? Apakah hancur dalam perpecahan? Ataukah ada anak turun
Beyazid yang berhasil mewujudkan cita-cita leluhurnya, Osman? InsyaAlloh
akan berlanjut di tulisan berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar