Arsip Blog

Selasa, 14 Agustus 2012

Kekaisaran Ottoman (Bagian 2)

Melanjutkan bagian sebelumnya….
Seperti dalam tulisan sebelumnya, Timur akhirnya berhasil menangkap Sultan Yildirim Beyazid Han. Setelah berhasil mengalahkan Beyazid Sang Petir, Timur mengakui Mehmed Celebi anak Beyazid sebagai penguasa sah Ottoman. Tetapi saudara-saudaranya menolak mengakui kekuasaan Mehmed, maka terjadilah masa perpecahan dalam kekuasaan Ottoman. Anak-anak Beyazid mengkalim wilayah kekuasaannya sendiri. Suleyman Celebi menjadi Sultan Edirne, Isa Celebi di Bursa, dan Mehmed Celebi di Amasya. Mereka berperang satu sama lain untuk memperbutkan tahta Ottoman. Masa ini disebut sebagai masa Interregnum (Fetret Devli).
Mehmed berhasil merebut Bursa dari Isa, kemudian Isa melarikan diri ke Barat Laut Anatolia. Namun kemudian Isa dibunuh oleh Suleyman. Hal ini menjadikan Mehmed sebagai penguasa tunggal di wilayah Anatolia dan Suleyman sebagai penguasa tunggal di Rumelia. Suleyman kemudian melakukan usaha menyerang Mehemed. Mehmed menyadari bahwa ia sendirian tidak akan sanggup menghadapi sang kakak tertua, Suleyman, sendirian. Maka ia menghubungi saudaranya Musa Celebi untuk menjalin aliansi.
Aliansipun berhasil dibentuk. Untuk mencegah serangan Suleyman makin merangsek ke daratang Anatolia, Musa dengan kekuatan kecil menyerang Edirne. Taktik itu berhasil, Suleyman berbalik arah dan kembali ke Edirne. Tetapi ia berhasil dibunuh oleh Musa. Tetapi Musa kemudian mengklaim dirinya sebagai Sultan Edirne. Mehmed yang tidak terima akan hal ini kemudian menyerang Musa dan berhasil mengalahkannya.
Berakhirlah masa Fetret Devli (Interegnum) dan Ottoman kembali dipimpin oleh satu Sultan yaitu Sultan Mehmed Celebi Han.

Mehmed Celebi Sang Pendiri Kedua (2nd Founder)
Setelah berhasil mengkonsolidasikan kekuatan di dalam, Mehmed kemudian kembali merapikan wilayah Ottoman yang berantakan akibat Interegnum. Ia mulai dari wilayah Anadolu (Anatolia). Pada 1414 ia menaklukkan Izmir, Negeri Candar, Cilcia, dan Saruhan. Karaman yang mencoba menyerang Bursa berhasil ditepis. Setelah konsolidasi Anatolia, ia mengarah ke Rumelia (Eropa). Di Eropa Memed berhasil mengembalikan kekuasaan Ottoman dan kemudian menjadikan Wallachia membayar pajak pada Ottoman. Selain itu beliau juga melanjutkan pembangunan angkatan laut Ottoman.

Sultan Mehmed Celebi Han (1402-1421)
Karena prestasinya mengembalikan kekuasaan Ottoman, beliau dikenal sebagai pendiri kedua Ottoman, Second Founder. Gelar kebangsawanannya yang dipakai sejak masa Interegnum juga terus terbawa, sehingga beliau dikenal sebagai Mehmed Celebi, Celebi adalah gelar bangsawan yang berarti “Yang Terhormat.”
Sebagian orang menyebut beliau masih keturunan Maulana Jalaluddin Rumi, seorang Sufi besar. Dalam masanya, beliau juga memperhatikan perkembangan kemasyarakatan. Hal ini berkat pengaruh wazirnya di Amasya dahulu, Sehiri. Beliau membangun berbagai masjid, madrasah, dan bangunan  lainnya.
Gambar 
Peta wilayah Ottoman di masa Mehmed Celebi

Murad II  Pengeran Muda Yang Handal
Saat diangkat sebagai sultan setelah wafatnya sang ayah, Mehmed Celebi, Murad II baru berusai belasan tahun (sekitar 19 tahun). Segera setelah pengangkatannya, Byzantium bermain prahara. Sebelumnya Byzantium telah bersedia menahan Musthafa Celebi Sang Penipu (Düzmece Mustafa). Sebelumnya Musthafa Celebi ini telah mencoba memberontak terhadap Mehmed Celebi tetapi berhasil ditangkis. Musthafa lari ke Byzantium lalu dengan bayaran Mehmed Celebi, Byzantium bersedia memenjarakan Musthafa.
Segera setelah Murad II naik tahta, Byzantium mendeklarasikan Musthafa sebagai pewaris sah Beyazid Yildirim. Tetapi ini bersyarat bahwa Musthafa harus menyerahkan kota-kota penting jika ia naik tahta. Dengan bantuan Byzantium Musthafa berhasil mendarat di Rumelia dan mengalang kekuatan di sana. Banyak pasukan Ottoman yang kemudian mendukungnya. Murad lalu mengrim pasukan di bawah Jenderal Senior, Beyezid Pasha. Tetapi Musthafa Sang Penipu berhasil membunuh Sang Jenderal dan iapun mendeklarasikan diri sebagai Sultan Edirne.

Sultan II Murad Han (1421-1444 dan 1446-1451)
Lalu Musthafa Celebi mencoba menyerang ke wilayah Anatolia. Namun Murad II menunjukkan keahliannya sebagai panglima. Walaupun cukup kalah jumlah tetapi beliau bisa memenangkan pertempuran. Musthafa Sang Penipu pun menghindar ke Galipoli (Ulubat). Tetapi terus dikejar Murad II dengan bantuan pelaut asal Genose, Adorno. Msuthafa berhasil ditangkap dan dihukum mati.
Murad II kemudian mengarahkan serangan ke Byzantium yang telah memplot pemberontakan Düzmece Mustafa tersebut. Murad II membentuk pasukan Azeb dan kemudian melakukan pengepungan terhadap Konstantinopel. Di tengah pengepungan, Murad II mendengar adiknya, Musthafa, yang berusia 13 tahun melakukan pemberontakan dengan dukungan Byzantium dan negara-negara kecil di sekitar Anatolia. Pasukan Musthafa telah mengepung Busra, kota kedua terbesar setelah Edirne.
Murad segera menuju Busra. Musthafa berhasil dikalahkan, ditangkap, dan dihukum. Negara-negara kecil di Anatolia (Aydin, Mentese, Teke dan Germian) juga menerima akibat dari keterlibatan mereka dengan pemberontakan tersebut. Negara-negara tersebut ditaklukkan dan dianeksasi oleh Murad II.
Murad II lalu meneruskan perluasan wilayah di Seribia yang masih dalam keadaan bereperang dengan Ottoman. Salonica, Macedonia, Teselya dan Yanya berhasil dikuasai. Pemberontakan Penguasa Wallachiapun berhasil dipadamkan dan Wallachia dianeksasi. Semakin luasnya pengaruh Ottoman di Eropa menjadikan cemas Byzantium dan raja-raja Eropa lainnya yang kemudian melancarkan Perang Salib terhadap Ottoman. Pasukan Salib dipimpin oleh Pangeran Transylvania.
Sehzade (Pangeran) Mehmed yang diangkat menjadi Sultan menggantikan Murad II yang turun tahta
Dalam pertempuran ini, Ottoman kalah namun Pasukan Salib tidak bisa merangsek lebih jauh karena terkendala alam. Lalu dicapailah kesepakatan gencatan senjata 10 tahun yang dikenal sebagai Kesepakatan Segedin. Setelah itu Murad II turun tahta dan menaikkan putranya berusia 12 tahun Mehmed II sebagai Sultan.  Beliau menyepi di Manisa.
Melihat peluang sultan yang masih muda, rival Ottoman, Hungaria bersama Venice dan didukung Paus Eugene IV mempersiapkan Pasukan Salib baru untuk menyerang Ottoman. Melihat keadaan ini Mehmed II meminta ayahnya yang telah pensiun untuk memimpin pasukan menghadapi Pasukan Salib tersebut. Murad II menolak, lalu Mehmed mengirimkan surat yang sangat terkenal yang berbunyi, “Jika Engkau adalah sultan maka sudah sepantasnya Engaku memimpin pasukanmu dalam situasi yang sulit ini, maka majulah ke depan dan pimpin pasukanmu. Tetapi jika sayalah yang Sultan, maka saya mengingatkan Engkau untuk patuh kepada perintah Sultan, dan perintah saya adalah, Pimpinlah pasukan!.” Membaca surat ini Murad II tidak bisa menolak.
Hal ini menandai masa kedua kepemimpinannya, Murad II kembali naik tahta. Tetapi sebagian orang menyatakan bahwa kembalinya Murad II ke tahta karena ada pemberontakan Jenissari. Wallohu a’lam mana yang benar.
Lalu Murad II meluncur ke Edirne. Pasukan Ottoman sekita 40.000 lalu meluncur ke Varna dan menyerang Pasukan Salib. Pasukan Salib akhirnya bisa dikalahkan dalam Pertempuran Varna ini. Pertempuran ini menandai berkahirnya Perang Salib yang mencegah Ottoman menaklukkan Konstantinopel. Karena berikutnya, saat Konstantinopel sedang dalam Kepungan Mehmed II, tidak ada Pasukan Salib yang datang membantu.
Empat tahun setelah Pertempuran Varna, terjadi kembali pertempuran besar yang disebut Pertempuran Kosovo Kedua. Murad II lagi-lagi berhasil memenangkan pertempuran yang dipicu invasi Hungaria ke wilayah Ottoman di Serbia. Dengan menangnya Ottoman di pertempuran ini, Balkan sepenuhnya dalam pengaruh politik Ottoman.
Gambar 
Salah satu sudut Bursa Muradiye Complex yang dibangun oleh Sultan II Murad Han
Sebenarnya Murad II adalah seorang yang tidak suka berperang. Ini terlihat dari keinginannya untuk mundur dari kepemimpinan. Tetapi keadaan memaksanya untuk terus berperang sebagaimana dalam kisah di atas. Selain pencapian militer, dalam bidang
sosial, di zaman Murad dibangun ratusan masjid, sekolah, jembatan, dan istana. Salah satu bangunan peninggalan Murad II yangbisa dilihat adalah Bursa Muradiye Complex, yang terdiri dari masjid, makam, madrasah, pemandian, dan taman. Murad II sendiri sebenarnya adalah seorang seniman dengan nama pena Muradi.
Gambar
Makam Sultan II Murad Han di Bursa Muradiye Complex
Dalam masanya pula dikirim sejumlah uang ke Mekkah untuk perbaikan dan dikirim sejumlah tenaga ahli yang disebut  Surre-i Humayun untuk memperbaiki tempat-tempat suci. Dalam masanya pula banyak buku ditulis dan buku asing diterjemahkan ke dalam bahasa Turki. Murad II meninggal di Edirne karena sakit dan beliau dimakamkan di Bursa, di Kompleks Muradiye. Jika Anda berkunjung ke Bursa, Anda bisa menziarahi makam beliau…
Kita lanjutkan di tulisan berikutnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar